Oleh: Fauziah SPR
ABSTRAK | Perencanaan keuangan yang baik membuat kita dapat mengatur pengeluaran secara efektif demi meraih tujuan finansial. Sayangnya, saat ini masih banyak yang melakukan kesalahan umum dalam melakukan perencanaan keuangan. Empat kesalahan umum itu adalah tidak mencatat keuangan dengan baik, tidak tahu harus mulai darimana, tidak punya tujuan yang jelas, dan lingkungan yang tidak mendukung.
Pernah merasa mengapa uang gajian “tiba-tiba” hilang di akhir bulan? Atau bingung kenapa orang-orang dengan gaji yang sama sudah punya rumah sementara kita belum? Dan mengapa kita sering kelabakan tidak punya tabungan setiap kali kondisi darurat muncul? Kunci dari semua ini terletak pada perencanaan keuangan.
Perencanaan keuangan adalah hal yang wajib dipahami oleh semua orang. Dengan memiliki perencanaan yang baik, kita bisa secara efektif memaksimalkan uang yang kita punya untuk memenuhi tujuan finansial.
Permasalahannya, belum banyak orang yang menyadari pentingnya hal tersebut. Literasi finansial yang minim membuat beberapa orang masih mengalami beberapa kesalahan umum dalam membuat perencanaan keuangan. Menurut Rizqi Syam, Financial Planner di Finansialku, setidaknya ada 4 kesalahan yang umum dilakukan orang-orang dalam perencanaan keuangannya, yaitu:
- Tidak Mencatat Keuangan dengan Baik
Pencatatan keuangan menjadi landasan penting dalam melakukan perencanaan. Tanpa pencatatan yang baik, kita hanya akan terus mengira-ngira berapa uang yang biasa keluar setiap bulannya. Hal ini membuat kita kesulitan menentukan alokasi dana yang dibutuhkan dalam meraih tujuan finansial.
Dengan mencatat, kita jadi tahu di bagian mana uang kita banyak dihabiskan. Hal ini perlu agar ketika kita mengejar tujuan finansial, kita tahu bagian mana yang bisa kita cut pengeluarannya. - Tidak Tahu Harus Mulai Darimana
Saat ini, banyak orang ramai-ramai berinvestasi saham tanpa mengecek kondisi finansial mereka terlebih dahulu. Padahal, kita perlu memastikan kondisi keuangan aman terlebih dahulu sebelum menuju ke sana. Keamanan keuangan ini berarti
a) Kita punya dana darurat
b) Memiliki asuransi.
Besaran dana darurat adalah 6-12 kali pengeluaran per bulan. Jika masih lajang, maka 6 kali pengeluaran sudah cukup, sementara yang sudah menikah apalagi memiliki anak dianjurkan untuk memiliki dana darurat 12 kali dari pengeluaran bulanan.
Setelah memastikan keuangan aman, barulah kita bisa melangkah menuju step selanjutnya, yaitu mengejar tujuan finansial kita. Entah itu ingin membeli rumah, kendaraan, naik haji, atau hal lainnya. - Tidak Punya Tujuan yang Jelas
Setelah mencatat pengeluaran dan memastikan keamanan keuangan kita, maka langkah selanjutnya barulah kita mengejar tujuan finansial. Sayangnya, masih banyak orang yang belum tahu dengan jelas apa yang ingin ia tuju.
Tujuan finansial haruslah spesifik dan jelas. Bukan hanya sekadar “Tujuan saya ingin hidup nyaman.” Harus jelas berapa uang yang kita butuhkan untuk hidup “nyaman”, karena setiap orangnya berbeda. Apakah 1 milyar? 5 milyar? Atau lebih dari itu?
Di samping itu, ketika kita ingin membeli sesuatu seperti rumah, pastikan kita juga menghitung nilai inflasinya. Misalnya kita ingin membeli rumah di daerah Bandung 5 tahun lagi, maka uang yang perlu dipersiapkan adalah biaya rumah di 5 tahun mendatang. Karena harga rumah yang sama saat ini dengan harganya 5 tahun kemudian akan berbeda. - Lingkungan yang Tidak Mendukung
Lingkungan juga sangat berpengaruh dengan perilaku kita. Lingkungan yang tidak melek finansial dan memiliki tujuan yang biasa-biasa saja akan membawa kita pada perilaku seperti itu juga. Sebaliknya, lingkungan yang baik akan membuat kita termotivasi untuk memiliki tujuan finansial yang tinggi dan berambisi, serta lebih melek dari segi literasi keuangan.
Dengan memiliki perencanaan keuangan yang baik, kita menjadi lebih bijak dalam melakukan pengeluaran. Kita jadi tahu berapa uang yang perlu kita tabung, berapa uang yang bisa kita keluarkan, dan lain sebagainya. Perencanaan keuangan yang baik juga seharusnya membuat kita tidak rakus karena tujuan dari mencari uang bukan untuk kaya melainkan untuk merasa “cukup”.
Di akhir, Rizqi berpesan untuk selalu meningkatkan literasi keuangan kita minimal 1 jam setiap minggunya. Pelajari topik-topik baru entah itu mengenai cash flow, reksadana, asuransi, atau topik lainnya. Literasi keuangan merupakan investasi berharga untuk masa depan yang lebih terencana.
Photo by: Kelly Sikkema

Author: Pemimpin.ID
Pemimpin.id adalah sebuah Gerakan Pemberdayaan Kepemimpinan Indonesia melalui konten dan program kreatif.