Kita hidup di zaman industri 4.0, dimana segala aspek kehidupan semakin kompleks dan kompetisi semakin ketat. Era yang menuntut kita sebagai generasi penentu arah bangsa ini untuk memiliki skill ataupun kemampuan yang bisa membawa perubahan dengan cepat, selektif dan efektif. Salah satu kemampuan yang dimaksud adalah Critical Thinking atau Berpikir Kritis.
Proses belajar mengajar di bangku pendidikan tidak selalu menyediakan bekal yang membuat siswa ataupun mahasiswa memiliki progres yang cepat dalam karir mereka. Salah satu penyebabnya karena rendahnya kemampuan untuk mengambil keputusan yang tegas dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini berhubungan erat dengan kemampuan berpikir kritis dalam memahami, mengindentifikasi serta mengevaluasi suatu narasi atau isu yang didapat.
Critical Thinking atau Berpikir Kritis merupakan sebuah proses yang disengaja dan dilakukan secara sadar untuk menafsirkan sekaligus mengevaluasi sebuah informasi dari pengalaman, keyakinan, dan kemampuan pengetahuan yang ada. Kenapa kita butuh berpikir kritis?
Menurut saya jawaban pertama yang paling mendasar ialah agar kita dapat bersikap adil dan merdeka sejak dalam pemikiran. Hal ini sebagai landasan bagi kita untuk membuat 100% keputusan yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan. Kedua, meningkatkan rasa percaya diri karena kita sudah mencoba mereduksi bias. Dengan itu kita bisa lebih yakin lagi terhadap argumen kita terhadap suatu topik.
Alasam ketiga, agar kita menjadi lebih open minded. Kita akan lebih aware dengan segala sudut pandang dari berbagai perspektif. Keempat, meningkatkan fungsi literasi, karena di sini kita selalu mencoba memahami segala nuansa yang ada. Dan yang terakhir, agar kita terhindar dari manipulasi dari media atau indivdu dengan berita palsu (hoax).
Setelah kita lebih memahami keuntungan dari critical thinking atau berpikir kritis secara menyeluruh, selanjutnya kita harus mengerti bagaimana cara untuk berpikir kritis.
“Salah satu cara melatihan berpikir kritis ialah dengan menulis. Karena dengan menulis kita akan melatih otak untuk berpikir sistematis”, menurut Jordan Peterson seorang profesor psikologi.
Gita Savitri seorang Youtuber Indonesia dalam salah satu kontennya membahas tentang Critical Thinking. Ia menyebutkan bahwa cara untuk berpikir kritis di antaranya dengan berpikir objektif dan seadil mungkin terhadap suatu topik. Langkah kedua yaitu dengan penganalisisan faktor yang terlibat. Kemudian mengidentifikasi argumen lain yang berkaitan. Langkah keempat melakukan evaluasi argumen kita untuk menentukan valid atau tidak. Dan yang kelima, memperhatikan efek atau implikasi dari argumen.
Ketika kita sudah melewati proses memahami, mengidentifikasi, mengobservasi, menganalisis, serta mengevaluasi argumen kita secara sistematis dari segala sudut pandang, maka kita dapat membuat keputusan yang lebih ideal dan efektif serta solutif untuk sebuah permasalahan.
Melalui konsep berpikir kritis manusia diharapkan para pemimpin mampu menghindari segala kemungkinan atau keputusan yang berdampak negatif pada orang orang sekitar kita serta masyarakat luas. Sehingga penting untuk menguasai kemampuan critical thinking agar menghasilkan manusia yang memiliki daya saing tinggi dalam menghadapi era revolusi industri 4.0.