Menjadi Guru Modern di Masa Pandemi

Bagikan ke

Oleh Nida Zhafira (Volunteer web content writer)

ABSTRAK | Menjadi guru modern di masa pandemi – Di Indonesia, tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Sejarah hari guru nasional, tak lepas dari peran Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) yang dibentuk pada 12 Februari 1912, yang membentuk kongres pertamanya di Malang, Jawa Timur. Kemudian di tahun 1933, Persatuan Guru Hindia Belanda mengubah namanya menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI), karena peraturan pemerintah tentang serikat pekerja pegawai negeri. Kemudian di tanggal 25 November 1945 PGI kembali mengubah nama menjadi Persatuan Guru Republik Indonesia dalam kongres di Surakarta, sehingga tanggal 25 November ditetapkan sebagai Hari Guru Nasional.

76 tahun sudah perjuangan guru di Indonesia mengabdi tanpa tanda jasa, 76 tahun sudah guru Indonesia berhasil mencetak ratusan ribu generasi unggul demi membangun Indonesia cerdas. Menjadi seorang guru tentunya tidak mudah. Banyak rintangan dan tantangan yang harus dihadapi. Selain belajar menyusun kurikulum, seorang guru juga harus memahami kondisi siswanya. Terlebih, apa yang ditawarkan oleh negara sangatlah tidak sebanding dengan beban yang diemban guru. Bayangkan jika dalam satu hari seorang guru mengajar di 4 kelas, belum jika harus berhadapan dengan siswa yang sulit diatur, ditambah dengan polemik orang tua siswa yang tidak bisa diajak bekerja sama. Menjadi guru mengasyikan, namun juga melelahkan.

Masuk ke tahun 2020 akhir, seluruh dunia dikejutkan dengan datangnya virus Corona. Terutama Indonesia, yang saat itu belum siap menghadapi lonjakan kasus yang meningkat. Mau tidak mau, pemerintah harus menetapkan seluruh kegiatan luring ditiadakan, dan beralih menjadi kegiatan daring. Fokus ini terutama pada kegiatan belajar mengajar yang harus tetap berjalan selama pandemi. Sehingga menghasilkan tuntutan untuk guru yang semakin meningkat, seperti penggunaan gawai dan pemanfaatan teknologi lainnya.

Dikutip dari artikel Syahria, Teaching During Covid-19 Pandemicberikut ini adalah tips bagaimana menjadi guru modern di masa pandemi, untuk meningkatkan kinerja mengajar selama masa pandemi.

1. Instruksi Langsung

Sekolah daring bisa saja jadi membosankan untuk para siswa, jika sistemnya masih harus mendengarkan materi dari guru dan diberi tugas. Para guru harus membuat suasana belajar menjadi lebih interaktif, dengan memanfaatkan fasilitas yang telah banyak disediakan di internet. Contohnya fitur-fitur yang ada seperti Zoom Meeting, Google Classroom dan Google Meet.

2. Sistem Pengajaran Kolaboratif

Strategi ini membutuhkan komunikasi dan kolaborasi yang baik antar murid dan guru. Para murid nantinya akan berpartisipasi aktif dalam sebuah forum untuk menyelesaikan sebuah masalah dan menyelesaikan proyek dengan bantuan berbagai macam fitur web komunikasi modern. Metode ini dapat digolongkan sebagai proses mengajar yang berfokus pada murid.

3. Pengajaran Berlokasi

Strategi jenis ini dapat digunakan para murid sebagai sistem pembelajaran untuk menyelesaikan masalah yang sifatnya praktikal, seperti presentasi proyek dengan menggunakan teknologi multimedia. Di sini, guru hanya berperan sebagai fasilitator yang membantu dan memotivasi para murid. Strategi ini tentunya sangat berdampak dalam metode pengajaran modern yang dapat mengakomodasi murid untuk berpartisipasi aktif.

4. Pengajaran Mandiri

Strategi ini ditunjukkan dengan keterlibatan aktif murid untuk mengakses bahan ajaran. Peran guru dalam metode ini adalah memberikan materi se-kreatif mungkin agar dapat dipahami siswa dan memberikan akses seluas-luasnya dengan bacaan yang berkaitan dengan materi. Bahan ajar dapat berupa tulisan cetak, maupun blog.

Berikut tadi adalah sedikit metode untuk para guru agar lebih up-to-date dengan sistem pembelajaran daring untuk mencegah para siswa bosan dengan penyampaian materi yang statis dan monoton. Kamu bisa baca artikel kepemimpinan lainnya di website pemimpin.id.

referensi:

Bullen, M., & Jones, D. P. (Eds.). (2007). Making the transition to e-learning strategies and issues. Information Science Publishing

Pemimpin.id
Author: Pemimpin.id

Follow us