Jelang peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada Agustus mendatang, Coki mendapatkan tugas menggelar beragam acara kemeriahan di kampungnya. Coki mendapat penunjukkan langsung dari Pak RT, untuk menggerakkan kawan-kawannya untuk menciptakan beragam kreasi dalam memeriahkan hari kemerdekaan tersebut. Minimnya pengalaman memimpin kelompok, terlebih menghelat kegiatan, membuat Coki terus meraba dan menimba pengetahuan dari para senior di kampungnya, mengenai kepemimpinan dalam mengorganisasi tim.
Namun dalam pencarian tersebut, Coki masih merasa kurang puas dalam menemukan sejatinya apa itu kepemimpinan. Tak hanya bertanya di lingkungan sekitar saja. Coki juga terus berselancar di dunia maya untuk menemukan arti kepemimpinan. Nah, mari kita bantu Coki, untuk menemukan apa itu arti dari kepemimpinan. Yuk kit aulas lebih detail lagi apa itu kepemimpinan melalui penjabaran berikut:
Berbicara soal kepemimpinan, imajinasi langsung membawa pada sebuah sebutan “bos” atau atasan. Banyak yang berpendapat atau mendefinisikan bahwa kepemimpinan merupakan sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan kepribadian yang membedakan seorang pemimpin dalam berinteraksi dengan orang lain. Ada juga yang memberikan pengertian kepemimpinan yaitu kemampuan mempengaruhi orang lain atau suatu kelompok kearah pencapaian tujuan.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, secara umum dapat kita simpulkan bahwa kepemimpinan adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam memimpin bawahannya dalam rangka menyukseskan sebuah tujuan. Sehingga, gaya kepemimpinan atau jiwa kepemimpinan menjadi kunci dalam meraih tujuan-tujuan tertentu.
Sebut saja dalam sebuah perusahaan maupun organisasi, kepemimpinan menjadi salah satu hal penting dalam mencapai tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan yang tepat akan membuat anggotanya menjadi nyaman dan mampu bekerja sama dalam mencapai tujuan. Begitu pula sebaliknya, kepemimpinan dengan gaya yang kurang tepat akan menghancurkan suatu organisasi.
Nah, pada zaman dahulu, kepemimpinan akrab kita kenal ke arah yang linear, di mana hubungan antara manajemen dan karyawan, lebih seperti “Bos” dan “Bawahan”. Secara tidak langsung, turut menghadirkan status kekakuan, lantaran terhubung dalam strata dalam sebutan bos dan bawahan. Tak jarang sang bawahan merasa takut, segan, sungkan dan lain sebagainya yang akhirnya menciptakan jarak dan sekat.
Namun di zaman sekarang, kepemimpinan mengalami pergeseran gaya dan arah antara bos dan bawahan tak Nampak nyata lagi. Bahkan sudah tidak tepat untuk kita gulirkan lagi. Mengapa demikian? Tentu perkembangan teknologi dan inovasi digital yang bergerak cepat secara eksponensial menjadi faktornya. Di era sekarang, seorang pemimpin dituntut untuk memberikan hasil pekerjaan yang baik dan tentu hasil pekerjaan tersebut sangat tergantung dari pencapaian tim di bawahnya. Hasil pekerjaan yang baik didapat melalui budaya dan proses kerja yang tepat, dalam sebuah tim. Maka kehadiran karakter dalam kepemimpinan menjadi kuncinya.
Peran seorang pemimpin saat ini semakin kompleks dan dinamis. Leader yang baik adalah mereka yang mampu menjalankan fungsi kepemimpin seperti:
Pertama, penetapan tujuan menjadi hal yang penting saat Anda diangkat menjadi pemimpin. Tujuan yang Anda buat harus SMART (Specific, Measurable, Agreed, Realistic & Time limit). Sehingga seluruh anggota tim dapat dengan mudah memahaminya.
Kedua, pengaruh, Anda tidak akan mencapai tujuan tersebut secara individu, melainkan harus melibatkan tim. Menurut John Maxwell “Leadership is influence, everything rises and falls on leadership,” keberhasilan kepemimpinan Anda, sangat tergantung dari seberapa besar Anda mampu mempengaruhi tim untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Ketiga, semangat, Anda harus menggerakkan energi karyawan ke arah positif, ketika mereka mengomunikasikan ide, artinya, Anda harus sadar akan maksud dan kemungkinan yang akan ditimbulkan dari ide mereka. Ketika Anda berinteraksi dengan orang lain, terutama pada saat perubahan besar baik tantangan maupun tekanan organisasi, sikap Anda akan sangat diamati oleh karyawan. Berkomunikasilah dengan penuh pertimbangan dan warnai kerja sehari-hari dengan inspirasi dan energi positif.
Keempat, pemberdayaan, artinya adalah pengembangan kemampuan anggota tim untuk mampu melakukan pekerjaan lebih efektif dan efisien. Dimana anggota tim dapat merasakan “nilai tambah” dari pekerjaan yang mereka lakukan.
Dengan mengaplikasikan nilai-nilai di atas, bukan tak mungkin saat menjadi pemimpin akan banyak orang mengagumi Anda. Banyak figur yang menjadi contoh pemimpin-pemimpin yang dikagumi para anggotanya. Dalam kehidupan seorang muslim, tentu panutan kepemimpinan adalah Nabi Muhammad SAW, yaitu seorang Rosulullah, dengan kepemimpinannya mampu mengubah kebudayaan dan zaman. Berkat pengaruhnya, kita dapat merasakan keberadaban yang selalu ditanamkan beliau.
Contoh lain dari pemimpin yang menjadi panutan adalah Muhammad Al-fatih (Mehmed II), Mahatma Gandhi, Wiston Churchill, Soekarno, dan para tokoh terkenal lainnya. Mereka merupakan contoh pemimpin yang baik sepanjang masa. Terlepas bagaimana beliau memimpin anggotanya, bagaimana cara beliau untuk mengendalikan, dan mengoordinasi anggotanya.
Pemimpin bukan hanya sekedar orang yang bisa disegani dan bisa mengendalikan orang lain. Namun mampu menjadi contoh dan teladan untuk anggotanya, serta membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Pengalaman turut mengisi poin dari kesuksesan kita dalam menjalankan peran kepemimpinan. Karena mengisi kursi kepemimpinan juga menjadi sarana belajar seseorang yang berlaku seumur hidup. Belajar tak hanya bersifat formal saja, tetapi juga bisa menggali ilmunya dari observasi dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk, dapat pula menjadi media atau sumber belajar.
Tren sudut pandang akan kepemimpinan di era sekarang lebih pada orientasi pelayanan. Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir, sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik. Karena saat melayani dengan baik, siapa saja yang dipimpinnya, akan merasa mendapatkan perhatian lebih. Tidak sekedar status sebagai bawahan, staff, anggota tim maupun rakyat (dalam konteks pemimpin daerah atau negara).
Tak kalah penting, dalam menjalankan tampuk kepemimpinan, seseorang perlu membawa energi positif. Dapat juga dikatakan sebagai orang yang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi positif berdasar pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu butuh energi positif sebagai unsur pembangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu lama dan kondisi tidak menentu. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus menunjukkan energi positifnya, seperti: percaya pada orang lain, membawa keseimbangan dalam kehidupan, melihat kehidupan sebagai tantangan, mampu bersinergi, hingga terus berlatih mengembangkan diri sendiri.
Pemimpin sukses adalah mereka yang dapat mengendalikan diri dan bekerja untuk menginspirasi orang lain. Bersinergi, melayani hingga memberdayakan tim akan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk bertumbuh berdasarkan motivasi dan kerja keras mereka. Bisnis yang besar akan berusaha menginspirasi karyawan dengan mendorong pertumbuhan dan pembelajaran, mendukung mereka dengan pendidikan dan pelatihan yang tepat, serta menciptakan lingkungan kerja yang positif dan kondusif. Jika pemimpin mampu memberdayakan timnya menjadi sehebat dirinya atau bahkan melebihi, maka ia akan memberikan pengaruh luar biasa bagi yang lainnya.
