Memimpin dengan Cinta, Transformasi baru dalam Kepemimpinan

Bagikan ke

ABSTRAK. Cinta bukanlah apa yang kita katakan atau rasakan, melainkan apa yang kita lakukan. Kepemimpinan Mahatma Gandhi didorong oleh tekad dan tindakan. Dia hidup dengan rendah hati karena dia mencintai orang lain dan ingin terlibat dengan semua lapisan masyarakat. Humberto Maturana, seorang ahli biologi ternama, menyatakan bahwa cinta merupakan satu-satunya emosi manusia yang secara konsisten menghasilkan tindakan produktif dan cerdas. Pemimpin tidak bisa mengabaikan perasaan karena kepemimpinan adalah emosi yang berhubungan dengan mimpi, gairah, inspirasi dan cinta.

 

Dalam sebuah organisasi, kerja keras, disiplin, mampu bekerja sama dan patuh terhadap aturan adalah beberapa hal penting yang menunjang keberhasilan organisasi tersebut. Namun, ada satu hal penting yang sering dilupakan oleh kebanyakan orang termasuk seorang pemimpin, yaitu cinta. Kita tidak berbicara tentang perasaan cinta yang hangat dan tidak jelas bentuknya. Namun, disini kita berbicara tentang cinta murni berupa perhatian dan rasa empati kepada anggota dalam organisasi.

 

Apa itu Memimpin dengan Cinta?

Memimpin dengan cinta bukan berarti lemah dan tidak berdaya, justri  kepemimpinan yang didasarkan pada cinta akan membangun kepercayaan dan kebaikan serta ikatan yang kuat antara pemimpin dan anggota di bawahnya. Memimpin dengan cinta juga akan melahirkan rasa hormat kepada seorang pemimpin dan menumbuhkan rasa memiliki satu sama lain. Hal tersebut akan melahirkan suasana dan lingkungan yang menyenangkan dalam tubuh sebuah organisasi. Dengan lingkungan yang sudah baik seperti itu, secara tidak langsung hasil pekerjaan dari anggota organisasi akan menjadi lebih memuaskan. Terdapat beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk melatih diri memimpin dengan cinta dan kasih sayang, diantaranya yakni:

 

  • Tunjukan Apresiasi
    Seringkali sebagai pemimpin kita hanya menuntut anggota untuk melakukan tugas dan kewajibannya secara benar dan sesuai dengan target. Namun, serig lupa  menunjukan rasa apresiasi kepada anggota yang telah melakukan tugasnya dengan baik dan memuaskan. Padahal apresiasi sangat penting dilakukan. So, jangan lupa untuk mengapresiasi anggotamu ya!

 

  • Tawarkan Bantuan
    Ketika kita melihat anggota tim sedang kesulitan dalam pekerjaannya, tawarkan kepada mereka bantuan sekecil apapun yang bisa kita berikan, mulai dari sekedar melakukan obrolan ringan atau membantu dalam memecahkan masalah.
    Kepemimpinan yang didasarkan cinta akan membangun kepercayaan serta ikatan yang kuat antara pemimpin dan anggota di bawahnya. Memimpin dengan cinta juga akan melahirkan rasa hormat kepada seorang pemimpin dan menumbuhkan rasa memiliki satu sama lain.
  • Bersikap Fleksibel dan Pengertian
    Maksud dari poin ini adalah sebagai pemimpin kita memang harus tegas dalam urusan pekerjaan yang harus diselesaikan. Namun, di luar konteks tersebut bersikaplah selayaknya sahabat atau teman bagi anggota kita. Berusahalah untuk mengerti masalah mereka diluar pekerjaan dan membantu dalam menyelesaikan masalah tersebut.
  • Memiliki Telinga yang siap mendengarkan
    Tidak ada yang lebih buruk dari seorang pemimpin yang hanya mampu memberikan perintah tanpa mau mendengarkan keresahan anggota yang dipimpin. Jadilah pemimpin yang selalu siap mendengarkan, karena dengan menjadi pendengar yang baik kita akan menjadi pembicara yang baik. Selain itu, dengan mendengarkan kita akan mendapatkan banyak ide serta inovasi baru lho

  • Berikan Pelatihan lebih banyak dibandingkan Kritikan
    Seringkali anggota kita gagal dalam memenuhi ekspektasi seorang pemimpin, padahal mereka sudah berusaha maksimal untuk memenuhi ekspektasi tersebut. Terkadang, hal  yang menjadi faktor tidak terpenuhinya ekspektasi kita adalah kemampuan anggota yang terbatas. Maka dari itu, berikan anggota tim pelatihan untuk meningkatkan kapasitas diri mereka.

Sekarang kita telah memahami bagaimana cara untuk memimpin dengan cinta. Karena cinta adalah ketulusan maka kita juga harus tulus dalam berinteraksi dengan anggota. Sebuah penelitian tentang kepemimpinan menjelaskan bahwasanya ada sangat banyak tipe dan model kepemimpinan. Mulai dari otoriter, demokratis, strategis dan masih banyak lagi. Namun, ada dua tipe kepemimpinan yang mewakili semuanya yaitu bagaimana memimpin dengan ketakutan atau tirani dan bagaimana memimpin dengan cinta. Kepemimpinan pertama hanya akan melahirkan kelelahan dan tidak berkembangnya sebuah organisasi, sedangkan kepemimpinan kedua akan melahirkan kebahagiaan dan perkembangan organisasi. Maka mulai dari sekarang, jadilah Pemimpin Muda yang memimpin dengan cinta ya!

 

 

Referensi

 

Cook, J (2020). Why You Should Lead With Love, Not Fear. Forbes 

https://www.forbes.com/sites/forbes-personal-shopper/2021/05/14/best-graduation-gifts/?sh=1db6602b2e96 

Burnford, J (2019). Leading From Love. Forbes 

https://www.forbes.com/sites/joyburnford/2019/01/28/leading-from-love/?sh=53858bcb6f53 

Cuellar, T (2018). Leading With Love: An Unconventional Approach To Leadership. Forbes 

https://www.forbes.com/sites/forbescoachescouncil/2018/06/29/leading-with-love-an-unconventional-approach-to-leadership/?sh=2f583a011239 

 

Photo by: Fauxel

Pemimpin.ID
Author: Pemimpin.ID

Pemimpin.id adalah sebuah Gerakan Pemberdayaan Kepemimpinan Indonesia melalui konten dan program kreatif.

Follow us