Semua Peran itu Berharga, Masihkah Kamu Membandingkan Diri Sendiri?

Bagikan ke

Oleh Fatah Akbar (Website Content Writer Volunteer)

ABSTRAK | Peranan yang kita punya terdapat keistimewaan tersendiri, hanya tinggal bagaimana kita menerapkannya dengan baik. Peran dalam masyarakat memiliki strata mulai dari tingkatan yang bawah sampai tinggi. Dari setiap tingkatan tersebut ada pula level rintangan yang berbeda.

Menemukan peranan di lingkup keluarga maupun masyarakat, kita memerlukan bimbingan dari role model yang mampu menginspirasi dan mengarahkan sikap dan perilaku ketika ingin membangun hubungan.

Peran di dalam keluarga merupakan langkah awal untuk membentuk jati diri kita sebelum pada akhirnya terjun ke masyarakat. Setiap anggota keluarga mempunyai peranan yang berbeda, namun mereka mampu menjalaninya dengan baik demi kelangsungan hidup.

Peran Adalah Milik Kita Semua

Semua Peran itu Berharga – Sudah menjadi tanggung jawab bagi kita dalam menjalani kehidupan ini dengan memiliki peran masing-masing. Namun yang jadi persoalannya adalah bagaimana kita tetap merasa nyaman “memainkan” peran tersebut.

Gagasan mengenai peran dalam kehidupan dibagi menjadi dua tempat, yakni dalam lingkup keluarga dan masyarakat. Ketika kita memulai suatu peran, akan ada hubungan yang mulai terbentuk selama proses komunikasi dilakukan.

Jika setiap peran berbeda, terdapat beberapa yang lebih diunggulkan terutama pada tingkat yang tinggi. Tak heran apabila muncul rasa ketidakadilan yang menimbulkan sifat iri kepada orang lain. Padahal sejatinya setiap peran sangalah penting dan bermanfaat.

Karena peran yang kita jalani mempunyai dampak agar bisa mengubah lingkungan sekitar menjadi lebih baik, perubahan di masyarakat justru hadir lantaran kita mampu mengidentifikasi dan menyelesaikan tugas dari peran tertentu.

Peran dan masalah merupakan dua hal yang selalu berkaitan, sedangkan kita hanyalah perantara yang bertugas menjalankan peran tersebut. Dalam strata sosial apapun itu, dinamika sosial akan selalu berubah seiring perkembangan zaman.

“Role Model” yang Kita Butuhkan

Ada banyak peran yang kita inginkan setelah melewati berbagai proses mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa, pendidikan akan membentuk apa dan siapa diri kita dimasa depan.

Pada masa kanak-kanak, kita kerap kali diberikan pertanyaan “kalau sudah dewasa nanti mau jadi apa?” Lalu kita menjawabnya dengan semangat, ada yang ingin menjadi dokter, guru, pemain sepak bola, pimpinan perusahaan, pilot, dan sebagainya.

Namun kenyataannya, peran apa yang kita inginkan bisa berubah karena penyesuaian dengan kemampuan. Inilah mengapa kita membutuhkan role model atau peran model yang dapat menginspirasi kehidupan seseorang.

Sebab dengan terinspirasi dari role model, kita bisa tahu apa saja yang harus kita capai dalam menentukan dan melaksanakan tanggung jawab dari peran tersebut. Kita memerlukan arahan baik itu dari mentor atau pelatih untuk membangun kemampuan dan growth mindset.

Misalnya ketika kita melaksanakan tugas sebagai relawan atau magang di perusahaan, kita akan mulai belajar bagaimana menyelesaikan tanggung jawab yang diberikan tanpa berpikir apa posisi dan status saat diberikan tugas.

Meski statusnya hanya relawan atau anak magang, jika kita sudah menjalaninya dengan sepenuh hati, maka tidak ada rasa iri atau negative thinking yang muncul. Sehingga kita dapat mengembangkan potensi diri dengan lebih baik.

Studi pembelajaran mengenai anak-anak menjelaskan jika melalui proses penguatan mental, daya pikir, dan pemahaman konteks sosial, kita akan mulai tertarik untuk mengikuti contoh dari tindakan sesuai peran yang dipilih.

“Indonesia Tak Tersusun dari Batas Peta, Tapi Gerak dan Peran Besar Kaum Muda” – Najwa Shihab

Layaknya quote di atas, gerak dan peran anak muda bisa membawa perubahan bagi Indonesia. Selagi masih usia muda, jangan jadikan kegagalan dan rasa iri karena perbedaan status peran langsung menghambat kontribusi yang kita berikan.

Menghargai Peran dalam Lingkup Keluarga

Photo by Pixabay on Pexels

Pernah melihat orang dengan perbedaan tugas yang sedang dikerjakan? Ternyata apa yang orang lain kerjakan sesuai peran mereka, merupakan keputusan atas hasil pertimbangan tertentu.

Pastinya semakin dewasa, kita cukup menjalani peran sesuai kemampuan yang ada. Mengapa demikian? Karena perbedaan peran dengan strata yang renda dan tinggi, mudah menimbulkan perasaan iri antara kita dengan orang lain.

Sudah sewajarnya kita menghargai peranan yang kita pilih, bukan malah membandingkan atau merendahkan. Sejatinya kita berjuang untuk diri sendiri dan orang yang kita sayangi. Dari lingkup keluarga misalnya, apakah orang tua kita selalu membandingkan peranan satu sama lain. Nyatanya tidak, mereka fokus dengan tugas dan kehidupan keluarga.

Supaya lebih jelasnya, berikut ini adalah peranan penting dalam keluarga yang berkaitan dengan masyarakat untuk membangun hubungan sosial.

  1. Ayah dan Ibu

Orang tua yang paling dekat dengan kita dalam kesehariannya selalu mengerjakan banyak hal sesuai peranan mereka. Secara efisien, ayah dan ibu juga dapat menentukan keputusan melalui pendekatan yang berbeda namun bisa disatukan atas hasil kesepakatan.

Ibu menjadi penanggung jawab utama untuk mengatur ekonomi keluarga, sementara ayah bertanggung jawab dalam mencari penghasilan. Tapi di era sekarang ini, ayah dan ibu bisa mengemban tanggung jawab untuk bekerja, mengasuh anak, dan mengelola ekonomi sesuai kebutuhan.

  1. Kakek dan Nenek

Mereka adalah orang-orang yang telah menyelesaikan tugas selama berada di usia muda. Lalu apakah tugas sudah selesai sepenuhnya? Tentu saja belum, meskipun sudah pensiun dari pekerjaan, masih ada tugas mereka bagi keluarga.

Umumnya mereka hanya tinggal menikmati hidup dan merawat anak-anak saat orangtuanya pergi bekerja. Menjadi teman bercerita atau mengajari tata krama yang baik sesuai tradisi budaya.

  1. Saudara

Dalam satu keluarga, kita memiliki beberapa saudara yang bisa saja lebih muda atau tua usianya. Saudara kita tentu mempunyai sikap dan perilaku yang berbeda secara moral serta psikologisnya. Sama seperti kita, mereka juga terikat pada aturan sesuai ketentuan orang tua.

Walaupun kita berperan sebagai kakak atau adik, harus ada sikap saling menyayangi dan membantu satu sama lain. Misalnya pada saat belajar, apabila ada yang tidak kita ketahui bisa ditanyakan untuk diskusi.

Saudara juga dapat menjadi teman curhat yang siap mendengarkan keluh kesah kita, kuatnya ikatan batin akan membuat mereka memahami betapa banyaknya rintangan hidup yang kita lalui.

Itulah penjelasan mengapa semua peran itu berharga dalam berbagai strata sosial. Sudah sepatutnya kita menjalani peranan masing-masing sesuai minat yang telah ditentukan. Peran dalam keluarga maupun sosial harus kita pahami setiap perbedaannya.

Referensi:

Kromberg, Jennifer. 2013. Do You Choose Your Role, or Does it Choose You?. Psychologytoday.com

https://www.psychologytoday.com/us/blog/inside-out/201308/do-you-choose-your-role-or-does-it-choose-you

Withbourne, Susan Krauss. 2013. We All Need Role Models to Motivate and Inspire Us. Psychologytoday.com

https://www.psychologytoday.com/us/blog/fulfillment-any-age/201311/we-all-need-role-models-motivate-and-inspire-us

Bharti. 2019. Family: Roles and Responsibility Of Each  Family Member. Healthnews.24seven.com

https://www.healthnews24seven.com/en/family-roles-responsibilities/

Pemimpin.id
Author: Pemimpin.id

Follow us