Belajar Kepemimpinan dari Burger

Bagikan ke

Oleh Raditia Yoke Pratama

 

ABSTRAK. Pernahkah kamu berpikir kita dapat belajar kepemimpinan dari makanan burger? Ya, burger. Burger adalah sebuah makanan yang biasanya berisi roti dan sayuran kemudian diletakkan di antara dua potong roti. Di era sekarang, kamu bisa menemui makanan yang unik dan lezat ini di mana pun. Lebih serunya, kamu bisa belajar juga tentang nilai-nilai kepemimpinan dari burger. 

Belajar pengetahuan tentang kepemimpinan pada dasarnya bisa dari manapun, bahkan dari makanan. Oleh karena itu, artikel kali ini akan membantumu belajar tentang kepemimpinan dari perspektif yang berbeda, yaitu dari makanan bernama burger. 

Ada banyak versi cerita tentang asal mula burger. Salah satu versi menyebutkan jika burger awalnya adalah makanan khas bangsa Tartar di Asia Tengah berbentuk daging yang dicacah tanpa roti. Bangsa Tartar sering melakukan perjalanan jauh memakai kuda dan sering membawa makanan berupa daging. Suatu saat, daging tersebut terasa keras dan tak layak konsumsi. Akhirnya, mereka bersiasat menaruh daging di bawah sadel kuda mereka. Ternyata walaupun perjalanan jauh, daging tersebut tidak dingin dan masih enak untuk disantap. 

Dari Asia Tengah kemudian dibawa oleh pelaut Eropa ke Hamburg, salah satu kota di Jerman. Singkat cerita, daging tersebut sampai di Amerika dan di sanalah daging tersebut diletakkan di antara irisan roti. Dari situlah kemudian burger yang seperti saat ini mulai terkenal dan dijual di restoran-restoran cepat saji seperti McDonald’s, Burger King, A&W, dan lain-lain. Tiap negara memiliki variasi burgernya masing-masing, ada yang menggantikan daging sapi dengan daging babi, cumi-cumi, ikan, bahkan udang. 

Di balik sejarah dan ciri khas makanan ini, siapa sangka Kevin Eikenberry (2012), seorang pakar kepemimpinan dunia, berhasil mengupas nilai kepemimpinan dari sebuah burger. Berikut ini adalah nilai-nilai kepemimpinan yang berhasil ia ambil dari burger: 

 

Sumber gambar: unsplash.com

 

Burger Bukan Hanya Roti

Burger sebenarnya adalah tumpukan dari berbagai jenis makanan. Mulai dari bawah yaitu roti berbentuk bulat, kemudian di bawahnya biasa diisi dengan daging, selada, tomat, bawang bombay, dan berbagai macam saus, dan kemudian ditutup dengan roti bulat yang bentuknya mirip dengan bukit. Burger terdiri dari bermacam-macam kombinasi tersebut, bukan hanya roti saja. Roti hanya menjadi salah satu bagiannya saja. 

Begitu pun dengan pemimpin, ia terbentuk dari kombinasi berbagai macam kekuatan dan kelemahan sehingga lahirlah nilai kepemimpinan dalam dirinya. Pemimpin bukan hanya soal perintah atas ke bawah, namun juga sudah seharusnya ia mau belajar dan mendengar dari siapa pun. 

 

Burger Adalah Makanan yang Fleksibel

Komponen sususan burger tergantung di mana tempat ia disusun. Jika burger disusun di Italia, isinya tentu akan disesuaikan dengan selera orang Italia. Begitu pun di Indonesia, komponen penyusunnya tentu beda dengan yang ada di negara lain. Bahkan, ada varian burger khusus untuk diet sehingga isinya pun menyesuaikan fungsinya. Burger akan fleksibel mengikuti budaya dan fungsi yang ada di sekitarnya. 

Filosofi tersebut juga harus ada di dalam diri seorang pemimpin. Pemimpin harus mampu berperan sesuai di mana ia berada. Dengan mengetahui posisi dan membaca budaya di sekitarnya, pemimpin akan dapat membuat keputusan yang efektif. 

 

Burger Tidak Tiba-tiba Ada, Ia Diciptakan

Kehadiran burger yang mampu menggoda setiap lidah tidak hadir begitu saja, ia diracik dengan resep tertentu. Ada tangan-tangan yang meraciknya hingga lezat dan sesuai dengan selera masyarakat setempat. Dengan demikian, burger akan terbentuk sesuai dengan budaya dan kesukaan masyarakat. Dari sini, bisa diambil satu kesimpulan bahwa keyakinan, nilai, dan budaya masyarakatlah yang membentuk sebuah burger tersebut.

Pemimpin juga tidak boleh lepas dari keyakinan, nilai, dan budaya lingkungan sekitarnya. Pemimpin harus sadar jika ia sebenarnya dibentuk oleh lingkungannya, tidak tercipta begitu saja. Oleh karena itu, pemimpin harus mampu membawa lingkungannya menuju keadaan yang lebih berkembang. 

 

Burger Sering Diapresiasi Banyak Orang, Namun Tidak Jarang Juga Diabaikan

Burger memang enak dan lezat, banyak orang sangat menikmati saat memakannya. Namun, burger bukanlah makanan yang paling diinginkan, tidak jarang burger diabaikan bahkan direndahkan karena dianggap makanan yang rendah gizi atau junk food yang tidak sehat. 

Pemimpin tidak jarang juga pasti akan merasakannya, sebuah kondisi di mana ia dipuji dan diapresiasi, namun di sisi lain ia direndahkan atau bahkan dicaci. Pemimpin harus terbiasa dengan kondisi seperti itu, tidak boleh niat dan kontribusinya disandarkan kepada respon orang lain kepadanya. Ia harus teguh terhadap prinsip dan nilainya sebagai pemimpin walaupun kadang harus melewati cacian dan celaan dari orang lain.  

 

Burger yang Lezat Adalah Burger yang Hangat

Untuk menciptakan rasa yang enak, burger perlu dihangatkan di atas panggangannya terlebih dahulu. Burger harus melalui proses melewati api yang panas sebelum menjadi burger yang lezat. 

Pemimpin sejati juga harus berani melewati ‘api’ atau pengalaman-pengalaman yang keras supaya ia terbentuk menjadi seorang yang kuat dan tahan banting. Dengan kata lain, ia akan bertransformasi menjadi seorang pemimpin yang berkarisma, dan memimpin dengan kualitas. 

Siapa sangka ternyata kita bisa belajar kepemimpinan dari burger. Kita belajar tentang mengombinasikan berbagai macam kekuatan dan kelemahan sehingga menjadi unik layaknya burger. Selain itu, bahkan dari burger kita bisa belajar jika menjadi pemimpin hanya perlu mengikuti nilai dan prinsip hidup diri sendiri walaupun tidak selalu akan disukai oleh banyak orang. Layaknya burger yang selalu menyajikan rasa yang unik dan khas walaupun tidak semua orang akan menganggapnya sebagai makanan favorit. 

 

 

Referensi

Eikenberry, K. (2012). Leadership Lessons from Hamburger (Yes, Hamburger). Leadership & Learning with Kevin Eikenberry. https://blog.kevineikenberry.com/leadership-supervisory-skills/leadership-lessons-from-hamburger-yes-hamburger/

 

Photo by: Valeria

Pemimpin.ID
Author: Pemimpin.ID

Pemimpin.id adalah sebuah Gerakan Pemberdayaan Kepemimpinan Indonesia melalui konten dan program kreatif.

Follow us